PLN mencatat, saat ini penggunaan EBT di NTB adalah sebesar 39,55 MW, yang memanfaatkan dua jenis sumber daya alam yaitu tenaga air dan surya.
Sementara, komposisi bauran energi untuk EBT adalah PLTMH 17,23 MW dan PLTS 22,32 MW. Totalnya 39,55 MW, dari total daya mampu pembangkit sebesar 284 MW.
Terkait mendorong pencapaian target nol emisi karbon atau net zero emission pada 2060, kata dia, proses pengembangan EBT ini masih cukup panjang. PLN terus melakukan beberapa kajian, misalnya terkait kelayakan operasinya, yaitu bagaimana dampak dari pengoperasian EBT tersebut ke sistem kelistrikan yang telah beroperasi saat ini.
"Pengembangan EBT ini merupakan salah satu wujud program transformasi PLN, yaitu green. Ini merupakan salah satu bentuk komitmen kami untuk menghadirkan energi bersih di masyarakat," tuturnya.
Adapun terkait beban puncak sistem kelistrikan Lombok hingga Rabu, 28 Juli 2021 sebesar 245 MW dengan total daya mampu pembangkit sebesar 284 MW. Sementara itu, untuk Sumbawa, beban puncak sebesar 105 MW dengan total daya mampu pembangkit sebesar 153 MW. Terdapat cadangan daya sebesar 39 MW di Lombok dan 48 MW di Sumbawa yang cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik di NTB. (NDA)