Dia menambahkan, melalui kerjasama ini, maka upaya untuk memenuhi target bauran energi EBT 23% pada 2025 akan difokuskan pada inisiatif strategis green-booster berupa co-firing biomassa. "Co-firing biomassa selain dapat memenuhi target bauran energi, juga dapat memenuhi keekonomian penyediaan tenaga listrik dan dilakukan dalam waktu yang relatif lebih cepat," tuturnya.
Secara bertahap, implementasi co-firing PLTU milik PLN akan berjalan sampai dengan 2024. Diprediksikan, kebutuhan biomassa yang berasal dari hutan tanaman energi dan sampah tersebut dapat mencapai 9 juta ton dalam setahun. Di tahun 2021 PLN merencanakan uji coba dan implementasi di 17 lokasi.
Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro mengatakan, pihaknya siap mendukung PLN dalam penyediaan biomassa untuk PLTU batu bara. Perhutani sudah merintis biomassa sejak tahun 2013 dengan tanaman energi seluas 2.000 hektare untuk merespons kebutuhan pasar energi.
"Terima kasih atas inisiatif dari PLN dalam kerjasama ini. Kami akan menyambut baik aktivitas ini mengingat Perhutani memiliki potensi yang menunjang," ujarnya.
Dirut PTPN III Mohammad Abdul Ghani mengatakan, PTPN memiliki 9 pembangkit listrik berbasis biogas dengan sumber daya yang dihasilkan 12 Mw yang potensinya bisa mencapai 100 Mw. Selain itu, PTPN juga mempunyai pembangkit dari biomassa dari tandan kosong dengan daya 10 Mw yang potensinya mencapai 200 Mw.
"PTPN III siap mendukung PLN dalam memenuhi bauran EBT dengan beragam opsi tindak lanjut ke depannya," tandasnya. (RAMA)