"Itu membutuhkan suatu perizinan dari pemerintah yang akhirnya perlu diusahakan adanya regulasi-regulasi yang mendukung," tuturnya.
Tantangan lainnya adalah tingkat keekonomian dari pembangkit EBT masih belum kompetitif dibandingkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Di sisi lain, pembangkit EBT bersifat intermiten seperti pada pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) yang bergantung pada cuaca.
"PLTS ini potensinya sangat besar tetapi surya itu tidak terus menerus. Mungkin hanya bisa dilakukan dari pagi sampai siang. Sementara malam memerlukan battery storage yang bagus. Ini sesuatu yang berbeda dengan PLTU batu bara," jelas Arthur.
(SANDY)