Dalam konteks makroekonomi, tingkat inflasi nasional dinilai masih terjaga yaitu sebesar 2,86 persen (year on year/yoy) per Oktober 2025, dengan inflasi bulanan sebesar 0,28 persen (mtm).
Hal ini, kata Airlangga, memberikan ruang bagi kebijakan fiskal dan moneter untuk terus mendukung pertumbuhan sektor riil.
"Stabilitas harga ini juga menjadi faktor penting dalam menjaga daya beli masyarakat dan keberlanjutan permintaan domestik sebagai motor utama sektor manufaktur," kata dia.
Berdasarkan laporan terbaru S&P Global, PMI manufaktur Indonesia meningkat ke level 51,2 pada Oktober 2025, naik dari posisi 50,4 pada bulan sebelumnya. Angka di atas level 50 menunjukkan ekspansi aktivitas manufaktur oleh survei S&P Global.
Capaian tersebut menegaskan keberlanjutan momentum ekspansi sektor manufaktur selama 3 bulan berturut-turut sejak Agustus. Tren positif ini mencerminkan bahwa industri pengolahan nasional telah mengalami pemulihan dan kembali meningkat menjelang akhir tahun.