Melalui penayangan Piala Dunia 2022 pada platform media miliknya, Vidio membidik peningkatan jumlah pelanggan hingga 4 juta di platform bebayarnya.
Mengutip Daily Social, hingga penutupan Q4 2021 Vidio telah mengalami peningkatan jumlah monthly active users (MAU) mencapai 62 juta pelanggan. Di antara basis penggunanya, 2,3 juta di antaranya adalah pengguna berbayar.
“Vidio menutup Q1 2022 dengan pertumbuhan pelanggan berbayar 1,9x dibandingkan Q1 2021," kata Managing Director Vidio, Monika Rudijono, mengutip DailySocial.id.
Sementara berdasarkan laporan Media Partner Asia Q4 2021, Vidio mendapatkan peringkat nomor wahid untuk OTT di Indonesia. Penilaian ini didasarkan pada MAU dan durasi tonton para penggunanya. Sementara itu untuk jumlah pelanggan berbayar, Vidio ada di peringkat tiga setelah Netflix dan Viu.
Namun, berdasar data dari JustWatch, pangsa pasar layanan streaming kuartal pertama 2022 di Indonesia masih dikuasai oleh Netflix sebesar 23% disusul oleh Disney+ sebesar 21%, iflix 14%, viu 11%, HBO GO 10%, Prime Video 7%, sedangkan Vidio hanya 5%.
Sementara itu, hingga kuartal tiga (Q3) tahun ini, perusahaan induk Vidio, Grup EMTEK berhasil meraup pendapatan bersih sebesar Rp11 triliun atau naik 15% year on year (yoy) dari tahun sebelumnya di periode yang sama sebesar Rp 9,59 triliun.
Secara keseluruhan, perusahaan juga mencatatkan beban pokok pendapatan sebesar Rp8,27 triliun, naik 24% pada Q3 tahun ini dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp6,66 triliun. Adapun beban umum administrasi naik mencapai 28,8% serta beban penjualan naik mencapai 96,1%.
Adapun, laba bersih EMTK mencapai Rp5,5 triliun per 9 bulan pertama 2022.
Untuk SCMA, hingga akhir September 2022 mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp4,95 triliun atau meningkat 12,77% yoy.
Akan tetapi, SCMA mencatatkan penurunan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp830,77 miliar pada Q3 tahun ini. Angka ini menurun 28,06% dari Rp1,06 triliun dibanding tahun sebelumnya.
Kondisi keuangan ini mengindikasikan belum tentu gelaran Piala Dunia 2022 dapat berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan perusahaan, termasuk peningkatan jumlah pengguna OTT. Mengingat persaingan bisnis di sektor ini cukup ketat.
Jika gelaran Piala Dunia 2022 berakhir, Vidio dan platform OTT lainnya masih perlu mengembangkan konten yang lebih segar untuk menarik subscriber. Meskipun tidak dimungkiri, acara olahraga semacam Piala Dunia 2022 memiliki magnet yang cukup besar untuk meningkatkan langganan. (ADF)