Digitalisasi ekonomi dan keuangan, sebut dia, terus terakselerasi dengan perbaikan capaian inklusivitas keuangan berdasarkan survei keuangan inklusif yang diselenggarakan oleh BI dan DNKI, tercatat kepemilikan akun sebesar 65,4% dengan produk dan layanan keuangan mencapai 83,6%.
Pihaknya optimis bahwa keuangan inklusif Indonesia bisa ditargetkan di angka 90% di tahun 2024 dan tentu dengan peningkatan sinergi, akselerasi, dan implementasi di tingkat nasional dan daerah.
"Digitalisasi perlu dijaga dengan penguatan sinergi dan investasi dan kebijakan sebagai fondasi untuk membangun Indonesia maju. Sinergi antar otoritas, industri, dan masyarakat telah mampu mendorong stabilitas terutama untuk perbaikan ekonomi nasional dengan upaya pemulihan," tambah Airlangga.
(DES)