IDXChannel - Chief Economist TanamDuit Ferry Latuhihin menilai tantangan perekonomian nasional adalah isu kredit bermasalah bank atau NPL. Kondisinya masih mengkhawatirkan karena pihak Otoritas Jasa Keuangan OJK baru sebatas memberi relaksasi sementara kredit macet akan tergantung risiko dan kondisi masing-masing bank.
"Hal yang paling penting itu NPL harus dijaga jangan sampai naik terus. Ini risiko satu-satunya dalam ekonomi kita tahun ini dan di tahun-tahun mendatang," kata Ferry saat dihubungi MNC Portal Indonesia di Jakarta (21/3/2021).
Menurutnya pemerintah harus menyiapkan tim yang solid untuk segera membenahi restrukturisasi kredit macet akibat pandemi. "Saya khawatir saat ini belum ada orang dalam pemerintahan yang mengerti. Jadi memang harus ambil ahli dari luar. Lebih cepat lebih bagus. Jangan menunggu kebakaran baru panggil brandweer," katanya.
Dia mengkhawatirkan bila restrukturisasi Pemerintah saat ini berujung gagal, NPL bisa melesat ke 10%. "Bisa bubar negara kita. Pemerintah setidaknya harus siap-siap bailout hingga Rp500 Triliun. Jadi jangan sampai kasus Century terulang lagi. Pemerintah sekarang tidak punya ahli dalam restrukturisasi kredit macet," jelasnya.
Dampak pandemi Covid19 banyak debitur yang kesulitan membayar kredit, sehingga OJK memperpanjang kebijakan keringanan cicilan (restrukturisasi kredit) hingga Maret 2021