Kedua, menurut Tjandra yang penting adalah informasi bahwa sejalan dengan pembatasan sosial maka jumlah test akan ditingkatkan, bahkan disebut angka beberapa ratus ribu, akan naik jauh dari angka dibawah 100 ribu per hari sekarang ini.
“Yang juga patut digaris bawahi adalah rencana mengadakan kegiatan telusur (“tracing”) yang lebih masif lagi untuk setiap kasus yang ditemui, dan sudah ditentukan pula berapa target yang harus dicari dan ditemukan dari setiap kasus positif. Harus diingat bahwa ini dapat berlapis-lapis kegiatannya, bukan hal sederhana,” paparnya.
Ketiga, paling utama adalah bagaimana implementasi kebijakan PPKM Darurat ini di lapangan, di hari-hari mendatang. “Kebijakan tentu baru akan memberi dampak kalau dilakukan secara konsisten, terus menerus, sesuai aturan yang ada,” kata Tjandra.
Keempat, kata Tjanda, yang juga amat penting adalah monitoring dan evaluasi, baik pada 20 Juli 2021 nanti dan juga selama hari-hari pelaksanaan ke depan. Perlu dilakukan monitoring yang ketat, mungkin dapat juga digunakan teknik seperti yang menghubungkan pola pergerakan penduduk pada saat PPKM darurat dengan penurunan jumlah kasus dari hari ke hari.
“Tegasnya, monitoring dan evaluasi harus dilakukan dengan cara saintifik yang baik sehingga kebijakan selanjutnya akan memenuhi kaidah ilmiah dan berbasis bukti,” jelas Tjandra.