“Tak hanya itu, sejak adanya pelonggaran khususnya ke tempat perbelanjaan memang ada perbaikan pada konsumsi kelompok menengah atas. Data Mobilitas Penduduk ke pusat perbelanjaan mengalami perbaikan dari titik terendah -35% di bulan Juli menjadi -6% dari baseline di akhir Agustus 2021 Masyarakat yang sebelumnya menahan belanja dan menabung di bank, sedikit demi sedikit sudah mulai pede berbelanja,” tuturnya.
Menurut Bhima proses transisi ini tidak direspon bersamaan di kelompok menengah kebawah karena ada jeda antara pelonggaran dengan perbaikan sisi pendapatan. Misalnya di sektor makanan minuman, memang ada pelonggaran tapi pengusaha tidak akan merekrut pekerja yang sebelumnya di PHK.
“Memang mereka rekrut yang baru ? Belum tentu Begitu juga terjadi disektor manufaktur meskipun 100% boleh lakukan wfo, tapi tidak langsung ada pembukaan lowongan kerja besar-besaran. Situasi ini disebut dengan slack, yang berarti kapasitas produksi masih belum digunakan secara maksimal,” pungkas Bhima. (TIA)