Kemenkeu juga mempertimbangkan adanya Covid-19 yang diharapkan dapat terus dikendalikan, fungsi intermediary perbankan dapat kembali pulih, serta didukung oleh kebijakan moneter Bank Indonesia dan kebijakan sektor keuangan OJK yang kondusif demi merealisaskan perekonomian Indonesia di 2022.
Dalam hal ini, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa hingga saat ini pemerintah mengusulkan kisaran indikator ekonomi makro untuk penyusunan RAPBN 2022 yakni pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5,2 hingga 5,8 persen.
Selain prediksi ekonomi Indonesia 2022, Menkeu Sri Mulyani juga memaparkan usulan inflasi sebesar 2,0 hingga 4,0 persen, tingkat suku bunga SUN 10 Tahun 6,32 hingga 7,27 persen, sedangkan nilai tukar rupiah berada di posisi Rp13.900,00 hingga Rp15.000,00 per dolar Amerika (USD).
Pada 2022, Menkeu juga memprediksi harga minyak mentah Indonesia akan berada di kisaran USD55-65 per barel, lifting minyak bumi 686-726 ribu barel per hari, dan lifting gas bumi 1.031-1.103 ribu barel setara minyak per hari.
Kemudian, pendapatan negara juga dinilai akan semakin menguat ke kisaran 10,18 hingga 10,44 persen dari PDB yang ditentukan. Selanjutnya, di 2022 belanja negara juga dipresksi akan mencapai kisaran 14,69 hingga 15,30 persen dari PDB. (SNP)