IDXChannel - Tokoh libertarian sayap kanan, Javier Milei, memenangi pemilihan presiden Argentina. Dia menjanjikan berbagai kebijakan radikal, termasuk mengganti mata uang peso dengan dolar Amerika Serikat (AS).
Analis kebijakan Amerika Latin di Cato Institute, Daniel Raisbeck, mengatakan kebijakan dolarisasi dapat mengatasi masalah inflasi di Argentina. Ekonomi terbesar kedua di Amerika Selatan tersebut saat ini menghadapi tingkat inflasi tiga digit.
"Dolarisasi akan mengatasi masalah inflasi," kata Raisbeck, dilansir dari Marketplace pada Selasa (21/11/2023).
"Tingkat inflasi di Argentina saat ini mencapai 140%," tambahnya.
Menurut Raisbeck, inflasi di Argentina meroket ajam hingga mencapai tiga digit karena pemerintah terus mencetak uang untuk membiayai defisit anggaran. Jika tidak ada peso, pemerintah tak bisa lagi seenaknya mencetak uang.
"Dollarisasi bertindak sebagai penahan, sehingga para politisi tidak dapat membayar utang dengan mencetak uang," jelas Raisbeck.
Namun, di sisi lain, kebijakan dolarisasi juga memiliki dampak negatif.
"Ketika Anda melepaskan mata uang Anda sendiri dan mengadopsi mata uang negara lain, Anda kehilangan kemampuan untuk memiliki kebijakan moneter dan nilai tukar yang mandiri," kata Monica de Bolle, seorang analis di Peterson Institute for International Economics, sebuah wadah pemikir non-partisan.
"Jadi, jika terjadi resesi, Anda tidak dapat menggunakan kebijakan moneter untuk membantu perekonomian Anda. Dan jika mata uang Anda tidak dapat berfluktuasi, Anda tidak dapat membuat ekspor lebih kompetitif," jelasnya.
Stephen Kaplan, profesor hubungan internasional di George Washington University, mengatakan bahwa kebijakan yang mirip pernah dijalankan Argentina pada 1990-an. Argentina saat itu tidak sepenuhnya meninggalkan peso, tetapi mematok nilai tukarnya terhadap dolar.