Lebih lanjut dia menjelaskan, survey yang pernah dilakukan menunjukkan hasil bahwa 72% pemuda di Indonesia ingin menjadi pengusaha. Namun tindakan nyata untuk mewujudkannya yang harus lebih banyak dilakukan. Kampus memiliki peran untuk mewujudkan kebutuhan Indonesia dalam menciptakan 4 juta kebutuhan wirausaha di Indonesia untuk dapat menjadi negara maju.
"Terlebih, melihat bahwa saat ini 70% dari 270 juta jiwa total populasi di Indonesia merupakan usia produktif, menjadikan saat ini sebagai waktu yang tepat untuk melanjutkan dan mengembangkan hal tersebut agar mencapai skala yang lebih besar dan berkelanjutan," katanya.
Teten memaparkan, saat ini pemerintah terus mendukung perkembangan ekosistem wirausaha UMKM di Indonesia. Di antaranya adalah dengan menyediakan kemudahan dalam memfasilitasi akses pasar, pembiayaan, inkubator, serta penyederhanaan proses legal dan regulasi yang akan terus dikembangkan.
Sehingga pelaku bisnis dan regulator dapat berjalan berdampingan dalam mewujudkan mimpi Indonesia memiliki lebih dari 4% dari total jumlah populasinya sebagai pengusaha. Upaya ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memajukan sektor UMKM dan menciptakan iklim yang mendukung bagi para wirausaha di Indonesia.
Pada kuliah umum ini, sejumlah mahasiswa yang sudah memiliki bisnis dan omzet di atas Rp10 juta menyampaikan dan menunjukkan produk dan layananya kepada Menteri. Di antaranya Ghifaldan Annisa Desomsoni - Nala Beauty Bar (jasa semi permanen makeup), Aisyah Adlina Ghassani - Eatzy Indonesia (business culinary sociopreneurship), Nathalie Maura Soetop - Meath (wellness service), Pujangga Reogavi - I-NewBee, serta Yohanna Jesslyn - 4pack (bergerak di bidang edible straw).
(FRI)