Di lain pihak, Kepala Divisi Hukum SKK Migas, Didik Sasono Setyadi, yang ikut memantau kesiapan lifting akhir tahun, mengatakan Dengan tiga lapangan yang telah berproduksi dan beberapa lapangan baru yang akan dikembangkan, diharapkan tidak hanya akan membuat produksi HCML meningkat tetapi juga menjadi lebih terintegrasi untuk kegiatan produksi yang lebih masif.
"Namun, Peningkatan produksi dalam kegiatan operasi, tetap harus selalu mengutamakan faktor HSE, sebab semua upaya dan pencapaian yang telah diraih tidak ada artinya bila HSE tidak dijaga," ujar Didik, saat menyaksian kegiatan lifting minyak dan gas bumi maupun pemantauan stok (inventory stock) migas di akhir 2023.
Didik juga mengapresiasi komitmen HCML untuk meningkatkan integritas dan mendorong HCML agar lebih high profile dalam mengkampanyekan kegiatan usaha hulu migas yang lebih masif dan agresif dalam rangka meningkatkan ketahanan energi untuk kepentingan nasional.
"SKK Migas dan HCML akan terus bekerja profesional untuk mengendalikan kegiatan operasi hulu migas yang saat ini merupakan yang terbesar di Jawa Timur," tutur Didik.
HCML saat ini memiliki tiga lapangan utama yang telah berproduksi, yaitu Lapangan BD, Lapangan 2M, dan Lapangan MAC. Produksi Lapangan BD didukung oleh 3 fasilitas utama yaitu Anjungan Sumur Lepas Pantai (offshore Wellhead Platform/WHP), Gas Metering Station (GMS) yang terletak di kota Pasuruan, dan fasilitas Produksi Terapung, Penyimpanan, dan Pembongkaran (Floating Production, Storage, and Offloading/FPSO).