Misalnya, negara-negara dengan undang-undang perburuhan yang lebih ketat seperti Prancis cenderung tidak mengalami dampak seperti itu. Namun di India, menurut Mostaque, dalam satu atau dua tahun ke depan, akan ada programmer outsourcing yang diberhentikan, sedangkan di Prancis tidak akan pernah melakukannya.
"Jadi itu memengaruhi model yang berbeda di negara yang berbeda dengan cara yang berbeda di sektor yang berbeda," ucapnya.
Sementara itu, laporan Bloomberg menyebutkan India adalah rumah bagi lebih dari 5 juta programmer perangkat lunak yang paling berisiko terkena dampak AI canggih seperti ChatGPT.
Negara terbesar kedua di Asia ini adalah lokasi utama bagi perusahaan yang mengalihdayakan pekerjaan back office dan tugas lainnya ke luar negeri. Raksasa teknologi Silicon Valley, bank Wall Street, maskapai penerbangan, dan pengecer adalah klien perusahaan outsourcing India.
Tata Consultancy Services (TCS), sebuah perusahaan konsultan dan layanan IT multinasional India adalah penyedia outsourcing terbesar di negara tersebut. Selain TCS, ada juga Infosys dan Wipro.