sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Properti Yogyakarta Kian Dilirik, Ini Lima Area Paling Diminati

Economics editor Dhera Arizona Pratiwi
26/03/2025 23:11 WIB
Kenaikan harga tahunan terbesar terjadi di Yogyakarta dengan kenaikan tahunan mencapai 8,9 persen.
Properti Yogyakarta Kian Dilirik, Ini Lima Area Paling Diminati. (Foto MNC Media)
Properti Yogyakarta Kian Dilirik, Ini Lima Area Paling Diminati. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Rumah123 Flash Report Edisi Maret 2025 mencatat, indeks harga rumah sekunder per Februari secara umum mengalami kenaikan sebesar 0,9 persen secara tahunan.

Dalam laporan ini, sebanyak sembilan dari 13 kota mengalami kenaikan harga secara tahunan. Kenaikan harga tahunan terbesar terjadi di Yogyakarta dengan kenaikan tahunan mencapai 8,9 persen.

"Kota Yogyakarta terus menunjukkan daya tariknya sebagai kawasan potensial untuk investasi properti di tahun 2025. Sejak Juli 2024, Yogyakarta menunjukkan tren pertumbuhan harga tahunan yang signifikan. Secara umum pertumbuhan harga rumah seken di Yogyakarta berkisar antara 3,8 persen (Juli 2024) hingga 10,8 persen (tertinggi bulan November 2024)," ujar Head of Research Rumah123 Marisa Jaya dalam keterangannya, Rabu (26/3/2025).

Berdasarkan data pencarian di Rumah123 sepanjang Januari 2024-Februari 2025, preferensi pencarian properti di Yogyakarta didominasi oleh rumah tapak sebesar 70,4 persen, diikuti oleh tanah sebesar 15,5 persen, dan ruko sebesar 5,5 persen.

Sementara itu, apartemen masih memiliki kontribusi kecil terhadap total permintaan (3 persen). Sebab, pasokan yang terbatas dan rendahnya kebutuhan terhadap hunian high-rise di kota ini.

Selain itu, properti lainnya adalah gudang (2,6 persen), ruang usaha (1,7 persen), kantor (1,2 persen) dan pabrik (0,1 persen).

Dari segi lokasi, tren pencarian menunjukkan area populer umumnya terkonsentrasi di wilayah Timur dan Barat Yogyakarta. Lima area dengan permintaan tertinggi di Kota Yogyakarta adalah Umbulharjo (25,8 persen), Gondokusuman (11,7 persen), Wirobrajan (9,9 persen), Jetis (9,3 persen), dan Mantrijeron (8,8 persen).

Dari segmen preferensi harga, Umbulharjo dan Mantrijeron lebih banyak menarik segmen pasar menengah hingga menengah atas, sementara Wirobrajan cenderung diminati oleh pasar menengah ke bawah. Gondokusuman memiliki daya tarik bagi pasar menengah atas hingga atas, yang menunjukkan potensi ekonomi yang lebih tinggi di kawasan tersebut.

Jetis, di sisi lain, menampilkan karakteristik yang unik dengan permintaan tinggi baik di segmen menengah-bawah (<Rp400 juta sebesar 40,23 persen) maupun di segmen >Rp5 miliar (15,58 persen), mencerminkan pasar yang sangat beragam.

Selain faktor lokasi dan preferensi konsumen, kata Marisa, pertumbuhan properti di Yogyakarta juga berpotensi semakin terdorong oleh pengembangan infrastruktur strategis. Keberadaan rute tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo, yang nantinya akan terintegrasi dengan tol Yogyakarta-Bawen, akan meningkatkan konektivitas Yogyakarta dengan wilayah Semarang dan Solo.

"Infrastruktur ini diharapkan dapat memperlancar mobilitas dan mendorong aktivitas pariwisata yang lebih terintegrasi di seluruh kawasan Jawa Tengah, sehingga turut memperkuat daya tarik investasi di sektor properti di Yogyakarta," kata dia.

Dengan adanya peningkatan infrastruktur dan tren permintaan properti yang kuat di beberapa area utama, Yogyakarta semakin menunjukkan potensinya sebagai destinasi investasi properti yang menarik.

"Kombinasi antara permintaan tinggi di segmen rumah tapak, perkembangan wilayah strategis, dan aksesibilitas yang semakin mudah menjadikan kota ini sebagai pilihan yang patut dipertimbangkan bagi pencari properti yang ingin mencari tempat tinggal atau properti untuk investasi," ujarnya.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement