Komitmen PTPN V untuk program green energy dan dekarbosinasi juga mendapat dukungan penuh dari pemegang saham. Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), M Abdul Ghani mengapresiasi program yang dijalankan anak perusahaannya tersebut. Ghani juga sempat meninjau langsung project biogas cofiring PKS Sei Pagar dan PLTBg PKS Terantam, di Kabupaten Kampar, awal Oktober lalu.
"Sebagai bentuk komitmen dari PTPN Group dalam pengembangan EBT (energi baru terbarukan) serta mendukung pencapaian target bauran EBT sebesar 23 persen pada tahun 2025, kami wujudkan melalui pengembangan PLTBg dan program biogas co-firing di unit PKS PTPN Group termasuk di PTPN V," paparnya.
Ghani menambahkan bahwa pengembangan PLTBg memberikan manfaat besar bagi perusahaan. Mulai dari pengurangan emisi gas methane dan karbon, pengurangan konsumsi listrik berbasis fosil serta memaksimalkan pendapatan perusahaan.
PTPN V yang memproduksi crude palm oil (CPO), palm kernel oil dan palm kernel meal itu mulai membangun pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) pertama di unit kebun PKS Tandun, Rokan Hulu, Provinsi Riau. Pembangkit pertama di PTPN Grup tersebut mengkonversi limbah cair sawit atau palm oil mill effluent (POME) menjadi listrik berkapasitas 1,6 MW. Selain menghemat biaya penggunaan bahan bakar fosil hingga Rp5,8 miliar pertahun, PLTBg tersebut juga turut menekan angka ambang batas rumah kaca mencapai 358,18 CO2eq atau jauh di bawah standar angka yang biasanya dimintakan oleh pembeli minyak sawit di 1.000 CO2eq.
Selanjutnya pembangkit kedua ada di PKS Terantam berkapasitas 0.7 MW hasil kerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang saat ini berada dibawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).