IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan penataan Kawasan Pantai Malalayang dan Bunaken yang menghabiskan anggaran sebesar Rp96 miliar.
Dalam peresmian tersebut, Presiden berpesan kepada seluruh masyarakat di Manado khususnya dan masyarakat Sulawesi Utara pada umumnya, untuk ikut menjaga kebersihan di sepanjang Pantai Malalayang yang telah ‘dipercantik’.
"Penataan kawasan Malalayang dan Bunaken ini menghabiskan uang yang tidak sedikit, Rp96 miliar. Ini akan kita teruskan sampai penataan Kota Manado semakin baik," kata Presiden Jokowi seperti dikutip, Sabtu (21/1/2023).
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, penataan dua kawasan wisata tersebut bertujuan untuk mendukung pengembangan destinasi pariwisata.
"Utamanya agar menjadi wisata yang berstandar internasional dan berwawasan lingkungan di Kota Manado," sambung Menteri Basuki.
Penataan Kawasan Pantai Malalayang dilaksanakan dengan anggaran APBN Tahun 2020-2022 sebesar Rp72,41 miliar. Pembangunannya dilaksanakan di atas lahan seluas 1,45 hektare.
Lingkup pekerjaannya pekerjaan kios untuk pedagang dan dermaga, monumen bola dunia (Bobocha), infrastruktur kawasan, signage, tower/menara pandang, warung apung, toilet umum, dan pekerjaan landscape.
Sedangkan untuk Penataan Kawasan Bunaken telah dilaksanakan sejak tahun 2020 hingga tahun 2022 dengan nilai kontrak Rp24 miliar. Pembangunannya dilaksanakan di atas lahan seluas 19.000 m2. Penataan dua kawasan tersebut dilaksanakan oleh kontraktor PT Nindya Karya dan konsultan supervisi PT. Virama Karya.
Pulau Bunaken merupakan entrance dan transit point bagi para wisatawan yang akan menuju kawasan perairan/pulau-pulau. Oleh karenanya menjadi penting untuk melakukan penataan di Pulau Bunaken untuk menciptakan kawasan yang representatif dan memiliki kualitas lingkungan dan pelayanan yang baik bagi para wisatawan.
Penataan Kawasan Bunaken meliputi pembangunan Dermaga baru, Jalan Lingkungan, Gerbang Penanda, Street Furniture, serta Panggung Budaya yang dapat digunakan masyarakat setempat untuk melakukan berbagai kegiatan.
Pembangunannya mengusung konsep Ecotourism Village agar nuansa perdesaan tetap terjaga, salah satunya dengan memberdayakan rumah warga setempat menjadi homestay dengan mempertahankan arsitektur khas Minahasa. (RRD)