Sementara untuk jalan nasional (non tol) di Pulau Jawa yang siap digunakan sepanjang 5.026 km terbagi atas Jalan Lintas Utara Jawa 1.341 km dengan tingkat kesiapan 92%, Jalan Lintas Tengah Jawa 1.197 km dengan kesiapan 94%, Jalan Lintas Selatan Jawa 888 km dengan tingkat kesiapan 97%, dan Jalan Pantai Selatan Jawa 1.599 km dengan tingkat kesiapan 93%.
Persiapan Nataru 2022/2023 di Pulau Jawa juga difokuskan pada infrastruktur jalan terdampak bencana, antara lain penimbunan pada jalan longsor akibat Erupsi Gunung Semeru di Ruas Jalan Nasional Probolinggo-Lumajang-Turen KM 59+300, penanganan longsor Jalan Batas Kabupaten Pacitan – Jarakan, di Kabupaten Trenggalek, dan penanganan jalan tertutup longsor akibat Gempa Cianjur di Jalan Akses Cipanas - Cugeneng - Cianjur dan Jalan Mangunkerta, Kecamatan Cugenang.
Selanjutnya untuk mendukung Nataru di Pulau Sumatera Jalan tol yang beroperasi sepanjang 738 km dengan TIP sebanyak 27 titik terdiri dari 20 TIP tipe A dan 7 TIP tipe B. Di Pulau Sumatera juga dilakukan penambahan ruas tol operasi yakni Jalan Tol Sigli-Banda Aceh (Seksi 2 Seulimeum-Jantho, 6,3 km), Tol Binjai Langsa (Seksi Binjai – Stabat, 11,8 km), Tol Lubuk Linggau - Curup - Bengkulu (Seksi Bengkulu - Taba Penanjung, 16,7 km), dan Tol Pekanbaru - Padang (Seksi Pekanbaru – Bangkinang, 30,9 km).
"Untuk jalan tol di Sumatera ada dua yang di fungsionalkan yakni Tol Sigli - Banda Aceh (Seksi 5 dan 6 Blang Bintang – Kutobaro – SS Baitussalam, 12,3 km) dan Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat (Seksi 1 Tebing Tinggi – Indrapura, 20,4 km). Dua ruas tol ini akan kita operasionalkan secara fungsional jadi belum bertarif," kata Basuki.
Sedangkan ruas jalan nasional di Sumatera yang siap digunakan sepanjang 7.918 km yaitu Jalan Lintas Barat 2.562 km dengan tingkat kesiapan 97%, Jalan Lintas Timur 3.019 km dengan kesiapan 95%, dan Jalan Lintas Tengah 2.338 km dengan tingkat kesiapan 93%. Penanganan infrastruktur jalan terdampak bencana longsor dilakukan di Sitinjau Lauik, Sumatera Barat.