Pengeluaran untuk ritel juga masih terpantau lesu berdasarkan survei Bank Indonesia. Mengutip Trading Economics, penjualan ritel di Indonesia turun sebesar 4,5 persen tahun ke tahun di bulan Mei 2023, berbalik dari kenaikan 1,5 persen di bulan sebelumnya. (Lihat grafik di bawah ini.)
Ini menjadi penurunan pertama dalam perdagangan ritel sejak Januari, karena konsumsi yang melemah setelah perayaan Idul Fitri.
Penjualan turun untuk makanan terkontraksi 2,7 persen dibanding 4,6 persen pada April. Adapun belanja barang budaya dan rekreasi terkontraksi 6,6 persen di banding 9,9 persen.
Sementara penjualan suku cadang dan aksesori otomotif terkontraksi 1,2 persen informasi dan komunikasi terkontraksi 25,3 persen, bahan bakar terkontraksi 8,4 persen, dan peralatan rumah tangga terkontraksi 8,4 persen.
Selain itu, penjualan pakaian naik jauh lebih sedikit sebesar 7,1 persen di banding 17,6 persen bulan sebelumnya.
Secara bulanan, penjualan ritel menyusut 8,0 persen pada Mei, penurunan pertama dalam tiga bulan, setelah lonjakan 12,8 persen pada April, dan merupakan laju terkuat dalam 12 bulan terakhir. (ADF)