"Sebelum pakai QRIS sempat kewalahan juga cari kembalian, karena biasanya orang beli Rp5 ribu, Rp10 ribu, tapi uangnya Rp50 ribuan atau malah Rp100 ribuan, jadi stok kembalian uang receh suka habis," papar Baim.
Tak hanya itu, menyediakan layanan QRIS bagi Baim tak ubahnya seperti 'menabung otomatis' untuk dikirimnya ke keluarga di kampung. Atau, juga bisa dijadikan sebagai tabungan untuk mudik, saat Lebaran tiba.
"Jadi kita gak perlu lagi setor tunai ke bank untuk menabung. Sudah kayak 'ditabungin' sama pembeli. Beberapa hari, tahu-tahu (uangnya) sudah kumpul di rekening. Tinggal transaksi apa saja enak pakai BRImo. Mau transfer ke kampung, sampai beli token listrik udah gak ribet lagi," pungkas Baim.
Data Bank Indonesia
Pengakuan Baim seolah mengonfirmasi data yang sebelumnya telah dirilis oleh Bank Indonesia (BI), di mana semakin banyak masyarakat yang terbukti telah merasakan manfaat dari keberadaan QRIS.
BI mencatat adanya pertumbuhan nilai transaksi menggunakan QRIS hingga lebih dari 149 persen secara tahunan (year on year/YoY), dengan nilai mencapai Rp31,65 triliun.