sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rawan Terdampak Resesi Global, Ulik Sejarahnya di Indonesia

Economics editor Tika Vidya/Litbang MPI
11/10/2022 11:33 WIB
Dampak pandemi Covid-19 yang masih berlangsung membuat beberapa negara mengalami resesi. Bagaimana sejarahnya di Indonesia?
Rawan Terdampak Resesi Global, Ulik Sejarahnya di Indonesia. (Foto: MNC Media)
Rawan Terdampak Resesi Global, Ulik Sejarahnya di Indonesia. (Foto: MNC Media)

Soekarno kerap menggaungkan ganyang Malaysia serta memperebutkan Irian Barat dari Belanda. Anggaran negara pun difokuskan pada dua faktor itu, bukan untuk program ekonomi. Setelah urusan tersebut selesai, Soekarno memilih untuk membangun monumen di ibu kota. Saat itu, Soekarno berpendapat, proyek tersebut dapat mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional.

Ketika itu, biaya yang dibutuhkan masih besar namun di sisi lain utang masih terbatas. Pemerintah pun melakukan pencetakan uang. Hal ini mengakibatkan uang yang beredar di masyarakat jumlahnya naik ratusan kali lipat. Firman Lubis dalam bukunya “Jakarta 1960-an: Kenangan Selama Mahasiswa (2008),” krisis nilai uang terus merosot yang mengakibatkan harga barang naik.

Pada 1968, ekonomi Indonesia mulai membaik. Ketika beralih ke Orde Baru, pemerintah Indonesia banyak memberikan konsesi kepada luar negeri ke pihak asing. Ekonomi Indonesia kembali positif pada 1970-1980.

Namun ekonomi Indonesia kembali memburuk pada 1990-an. Pada 1998, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang minus. Berdasarkan data BPS 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I-1998 minus 12,23% dibanding semester yang sama pada 1997. BPS menyebut, hampir seluruh sektor mengalami pertumbuhan negatif, kecuali sektor pertanian, sektor gas dan air bersih, hingga sektor listrik.

Selain itu, faktor minusnya pertumbuhan ekonomi pada 1998 dikarenakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang lemah. Diketahui, rupiah mengalami depresiasi hingga lebih dari 80%. Rupiah jatuh ke titik terendahnya, Rp17.000/dolar AS pada Januari 1998. Hal ini juga disertai dengan kemerosotan yang mendalam di pasar saham. Kemudian menyebabkan beban ekonomi yang berlebih kepada negara. Pada 1998, bahkan utang Indonesia mencapai USD138 miliar.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement