sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rekor Laba USD56 Miliar Raksasa Migas Exxon di 2022, Bak ‘Blessing in Disguise’

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
01/02/2023 15:36 WIB
Exxon dapat dikatakan menghasilkan laba sekitar USD6,3 juta setiap jamnya
Rekor Laba USD56 Miliar Raksasa Migas Exxon di 2022, Bak ‘Blessing in Disguise’. (Foto: MNC Media)
Rekor Laba USD56 Miliar Raksasa Migas Exxon di 2022, Bak ‘Blessing in Disguise’. (Foto: MNC Media)

Tekanan Gedung Putih

Kesuksesan Exxon mengumpulkan pundi-pundi cuan ini memunculkan tekanan politik dari Gedung Putih. Tahun lalu Presiden Biden mengolok-olok Exxon dengan celetukan 'More money than God' karena pendapatan jumbo ini.

Gedung Putih dan partai Demokrat sebelumnya juga menuduh perusahaan minyak menimbun keuntungan mereka untuk memperkaya pemegang saham, termasuk eksekutif dan karyawan, alih-alih menginvestasikan uang untuk menjaga stabilitas kebutuhan energi negeri paman Sam.

Sementara itu, Presiden Biden telah mengancam perusahaan minyak dengan pajak yang lebih tinggi atas keuntungan berlebih mereka dan pembatasan lain jika mereka tidak menginvestasikan pendapatan mereka untuk produksi lebih besar.

Pada Selasa (31/1), Gedung Putih mengeluarkan pernyataan yang mengecam perusahaan minyak ini karena memilih memperkaya para eksekutif dan pemegang saham.

Sementara para investor terus menekan perusahaan untuk mengembalikan lebih banyak keuntungan dan membelanjakan relatif lebih sedikit uang untuk pengeboran minyak baru.

Kenaikan laba perusahaan minyak ini juga mendorong sejumlah perdebatan eksistensi mereka, terutama terkait dorongan mengurangi perubahan iklim yang meningkat di seluruh dunia.

Raksasa minyak banyak dikritik karena kontribusi mereka cukup besar terhadap perubahan iklim.

Baik Exxon dan Chevron menekankan upaya mendukung pencegahan perubahan iklim akan berfokus pada pengurangan emisi dari sumur minyak dan saluran pipa. Kedua raksasa minyak ini juga melakukan investasi dalam teknologi rendah karbon seperti hidrogen dan penangkapan karbon.

Namun, tidak mendukung transisi cepat bahan bakar fosil yang kemudian memunculkan protes bagi banyak aktivis iklim. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement