Menurut sumber yang mengetahui pembicaraan antara Indonesia dan Kanada mengatakan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengungkap Kanada menghasilkan 130.000 ton nikel pada 2021 dan tidak mungkin untuk bergabung dalam organisasi 'seperti OPEC'.
Indonesia diprediksi mampu memproduksi nikel sebesar 1,25 juta hingga 1,5 juta ton pada 2022, jumlah tersebut mencakup lebih dari 40% produksi tambang dunia yang mencapai 3 juta hingga 3,2 juta ton.
Produksi sebagian besar nikel di Indonesia dikuasai oleh perusahaan yang berasal dari China, seperti Tsingshan Holding Group, CNGR Advanced Material, dan Zhejiang Huayou Cobalt.
Bahan mentah nikel global sebagian besar digunakan untuk membuat baja tahan karat yang pabriknya berlokasi di China.
Selain digunakan untuk membuat baja, belakangan ini penggunaan nikel dalam pr
oduksi baterai kendaraan listik juga meningkat.
Penggunaan nikel tersebut hampir mencapai 15% pada tahun ini dan diprediksi akan mencapai 20% pada 2025 serta 35% pada 2030. (NIA)
Penulis: Ahmad Dwiantoro