"Ini jadi modal karena bukan hanya levelnya (inflasi)cukup rendah dibanding negara lain. Ini juga menjadi peluang bagi pusat dan daerah kerjasama memastikan pasokan barang primer dijaga 2023," tambah Febrio.
Dengan melihat kondisi ini, dia memproyeksikan, ekonomi Indonesia pada 2022 berada di kisaran 5,2 persen sampai 5,3 persen.
"Dari leading indicators yang kita ikuti PMI manufaktur Desember 2022 meningkat dibanding November, di tengah mayoritas negara di dunia masuk pada tren kontraksi atau melemah. Ini adalah tanda-tanda ekonomi kita masih cukup resilience sampai akhir 2022," pungkas Febrio.
(FAY)