Selain itu, kemungkinan terjadinya resesi di sejumlah negara maju juga berpotensi membawa dampak bagi pergerakan pasar dalam hal appetite pasar terhadap aset berisiko seperti saham hingga ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter bank sentral.
Namun, Djumala melihat bahwa kontribusi ekonomi domestik melalui konsumsi rumah tangga yang cukup tinggi serta swasembada pangan membuat kondisi Indonesia lebih kuat dibandingkan dengan negara lain. Djumala juga mengapresiasi inisiatif pemerintah untuk hilirisasi industri dapat berdampak positif pada FDI (Foreign Direct Investment / Penanaman Modal Asing) dalam jangka waktu yang relatif singkat dan meningkatkan export base Indonesia untuk jangka panjangnya.
"Sementara itu, faktor domestik yang juga akan cukup berperan adalah iklim politik dalam negeri menuju Pemilu 2024 serta kelanjutan dari komitmen Indonesia menuju ke arah perekonomian yang lebih berkelanjutan dan inklusif," tuturnya.
(NIA)