Beberapa pengamat juga menunjukkan bahwa manfaat ekonomi dari pabrik Tesla dapat membantu partai Morena Lopez Obrador saat Meksiko mendekati pemilihan presiden 2024. Sementara Lopez Obrador sendiri terbatas pada satu masa jabatan, partainya tetap menjadi yang terdepan dalam jajak pendapat presiden awal.
Gabriela Siller, seorang kepala ekonom di Banco Base yang berbasis di Nuevo Leon, memperkirakan bahwa kesepakatan Tesla dapat membawa hingga USD10 miliar dalam investasi ke Meksiko. Presiden, katanya, "tidak bisa menolak ini. Itu akan memiliki biaya politik yang sangat besar baginya."
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meyakini bahwa Tesla akan membangun pabriknya di Indonesia. Pasalnya, Indonesia telah menawarkan insentif kepada pembuat mobil listrik asal Amerika Serikat (AS) tersebut mulai dari keringanan pajak hingga konsesi untuk menambang nikel.
Jokowi mengaku, telah mengadakan pembicaraan dengan CEO Tesla Elon Musk dua kali, dan sempat bertemu langsung dengannya di fasilitas SpaceX di Texas, AS pada 14 Mei 2022 serta satunya melalui panggilan telepon, untuk mencoba mendapatkan kesepakatan.
"Saya bilang ke dia kalau kamu investasi di Indonesia, saya kasih konsesi nikel," kata Jokowi merujuk pada tawaran konsesi pertambangan Indonesia dilansir melalui Channel News Asia, Kamis (2/2/2023).
Insentif lainnya termasuk keringanan pajak dan skema subsidi pembelian EV untuk membangun pasar Tesla di negara terpadat keempat di dunia itu, katanya, seraya menambahkan bahwa para menterinya sedang menyelesaikan pembahasan mengenai subsidi itu.
Jokowi mengatakan terserah kepada Tesla untuk menerima tawaran untuk menambang nikel, dengan menegaskan bahwa Indonesia terbuka untuk investasi dalam rantai pasokan baterai EV dan mobil listrik.
“Kalau mereka mau mulai dari baterai EV, tidak apa-apa,” imbuhnya. Namun dilansir melalui Reuters, hingga kini Elon Musk belum memberikan tanggapannya terkait hal tersebut.
(DKH)