Di sisi lain, Uni Eropa tengah memobilisasi proyek peta jalan investasi Uni Eropa terkait konektivitas skala global yang bertajuk Global Gateway.
“Uni Eropa akan memobilisasi dana sebesar 300 miliar Euro dalam rangka mempersempit kesenjangan investasi dalam pembangunan infrastruktur global di beberapa kawasan seperti Afrika, Amerika Latin dan Asia Tengah. Uni Eropa juga siap bekerjasama untuk sejumlah proyek dengan negara kawasan ASEAN, tidak terkecuali Indonesia terutama pada isu perubahan iklim dan transisi energi hijau (energi terbarukan),” ungkap Komisioner Urpilainen.
Dana yang akan dimobilisasi dan disiapkan untuk kawasan sebanyak 10 miliar Euro.
Langkah konkret ini ditunjukkan Uni Eropa melalui skema pendanaan kerja sama negara anggota Uni Eropa dan institusi pendanaan seperti European Investment Bank (EIB) yang belum lama ini telah membuka kantor perwakilannya di Jakarta.
Indonesia memiliki potensi besar untuk sektor energi terbarukan. “Indonesia memiliki banyak sungai yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan energi terbarukan berbasis hydro, sebagai contoh potensi besar di Sungai Kayan di Kalimantan Utara dan Sungai Mamberamo di Papua, yang membutuhkan dukungan kerja sama dalam pengembangan infrastruktur,” pungkas Airlangga.