IDXChannel - Indonesia merupakansalah satu produsen vanili terbesar kedua di dunia setelah Madagaskar. Ditambah, kualitas vanili Indonesia yang unggul dengan aroma yang kuat dan tahan lama.
Hal ini tentunya menjadi peluang mengingat permintaan pasar global yang terus meningkat, menjadi potensi besar bagi Indonesia untuk menyalip posisi Madagaskar dalam industri vanili. Tanaman vanili menghasilkan buah yang mengandung senyawa aromatik berharga yang sangat diminati di berbagai industri, terutama makanan dan minuman.
Namun, proses budi daya vanili memerlukan waktu dua hingga empat tahun sebelum tanaman menghasilkan buah yang berbentuk polong untuk dapat dipanen. Harga vanili di pasar global sangat tinggi, dengan rata-rata mencapai EUR270,40/kg untuk vanili ekstrak dan EUR175,56/kg untuk vanili utuh pada 2022.
Tingginya harga Vanili membuat vanili mendapatkan julukan tanaman "si emas hitam".
Data Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) pada 2020 menunjukkan, Indonesia menyumbang sekitar 30,3% dari produksi vanili dunia dengan produksi sekitar 2.306 ton, berada di belakang Madagaskar yang menguasai 39,1% (2.975 ton) produksi dunia.
Meskipun Indonesia adalah salah satu produsen utama vanili, negara ini masih berada di peringkat ketujuh dalam hal ekspor vanili dunia, dengan kontribusi sekitar 2,63% terhadap total ekspor vanili dunia.
Ada potensi besar untuk meningkatkan ekspor vanili Indonesia. Data dari ITC Export Potential Map menunjukkan potensi peningkatan ekspor Indonesia ke seluruh dunia sebesar USD59 Juta untuk vanili asal Indonesia.
"Kekhawatiran terhadap pasokan vanili global muncul karena adanya beberapa faktor, seperti kekeringan, angin topan, dan praktik pertanian yang buruk di Madagaskar. Hal ini dapat menjadi peluang bagi vanili Indonesia," ujar Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Rini Satriani, melalui keterangan tertulis, Senin (16/10/2023).
Pada 2022, lima negara tujuan utama ekspor vanili asal Indonesia adalah Amerika Serikat (64,93%), Jerman (8,62%), Belanda (7,53%), Singapura (2,63%), dan Kanada (2,50%). Sementara itu, terjadi peningkatan permintaan vanili yang signifikan dari negara-negara seperti Prancis, Amerika Serikat, Belgia, Inggris, dan Mauritius.
Saat ini ekspor vanili Indonesia dipengaruhi oleh beberapa variabel seperti harga vanili Perancis sebagai negara pesaing utama, PDB per kapita Indonesia, PDB per kapita negara tujuan ekspor, jarak ekonomi dan nilai tukar.
"Peningkatan harga vanili di Perancis sebesar 10% membuat volume ekspor vanili Indonesia meningkat 0,41%, ceteris paribus. Kenaikan harga ekspor vanili dari negara pesaing, seperti Prancis, membuat negara-negara pengimpor cenderung memilih ekspor dari negara lain, termasuk Indonesia.
"ni menciptakan peluang signifikan bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya,” kata Rini.