IDXChannel - Prospek perdagangan global di 2026 masih dihadapkan dengan berbagai tantangan yang perlu terus diantisipasi. Direktur Industri, Perdagangan, dan Peningkatan Investasi Bappenas, Roby Fadillah, menilai industri manufaktur masih akan memberikan kontribusi yang cukup tinggi terhadap ekspor nasional.
Dia menilai bahwa pada 2026, Indonesia perlu memanfaatkan global shifting sebagai peluang dan dorongan untuk meningkatkan ekspor, terutama bagi produk manufaktur berteknologi menengah dan tinggi.
“Strategi yang dapat diterapkan yaitu diferensiasi produk dengan daya saing tinggi, penguatan SDM dan riset, efisiensi industri, perbaikan sisi suplai, dan promosi dagang strategis. Keseluruhan faktor tersebut membuat Indonesia menjadi lebih kompetitif,” ujar Roby dalam Gambir Trade Talk (GTT) ke-21 dengan tema Outlook Perdagangan Luar Negeri 2026, Kamis (27/11/2025).
Adapun Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan dan Perjanjian Luar Negeri Kadin Indonesia, Pahala Mansury turut melengkapi perspektif dengan berfokus pada peran sektor swasta.
Menurutnya, peran pelaku usaha menjadi sangat sentral dalam memastikan Indonesia jadi bagian rantai pasok dunia melalui proses industrialisasi yang efektif dan sesuai standar global.
Pahala mengangkat studi kasus nikel di mana Indonesia sukses menjadi bagian dari rantai pasok global dengan peningkatan nilai tambah yang sangat signifikan.