Namun, masih muncul tantangan yaitu ketergantungan terhadap investasi China dan kurangnya alih teknologi. Untuk mengatasi hal tersebut, dia menggarisbawahi pentingnya optimalisasi pemanfaatan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), termasuk untuk sektor strategis lainnya seperti ekonomi hijau (baterai dan panel surya), mesin dan otomotif, dan sistem pengadaan untuk produk tekstil, alas kaki, dan kesehatan (obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan).
"Indonesia saat ini telah memiliki akses pasar yang baik. Yang masih perlu ditingkatkan yaitu kemitraanstrategis antara pelaku usaha Indonesia dengan produsen global,” kata dia
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indef, Esther Agustin, menekankan diversifikasi ekspor sangat krusial, dan menjadi strategi dalam cara menghadapi fenomena geopolitik dan menciptakan postur ekspor Indonesia yang tangguh.
Dalam konteks diversifikasi pasar tujuan ekspor, Esther meyakini perlunya optimalisasi pemanfaatan Free Trade Agreement (FTA) dan integrasi kawasan.
"Indonesia perlu menerapkan transformasi industri hijau mengingat proteksionisme global sangat menekankan hal tersebut dan memperluas basis pajak untuk fokus pada belanja infrastruktur, energi bersih, dan pendidikan vokasi,” tuturnya.
(NIA DEVIYANA)