Dari sisi ekspor, industri TPT juga masih mengalami tekanan, hal itu ditunjukkan dari nilai ekspor industri TPT yang menurun sebesar 23,1 persen dengan nilai ekspor sebesar 2,9 miliar dolar AS dengan penyumbang nilai ekspor terbesar didorong oleh sektor pakaian jadi, barang jadi tekstil lainnya, dan benang.
“Situasi ini dipengaruhi oleh ketidakpastian pasar global yang terjadi di Amerika dan Eropa. Namun kepercayaan terhadap masa depan industri tekstil masih sangat tinggi,” ungkapnya.
Beber Adhie, hal itu terlihat dari nilai investasi pada industri TPT mengalami kenaikan lebih dari dua kali lipat dari 3,85 triliun rupiah pada Triwulan I 2022 naik menjadi 7,8 triliun rupiah pada Triwulan I 2023.
CEO Kordsa Ibrahim Ozgur Yildirim mengatakan, pada pusat pengembangan ini, perusahaan akan mengedepankan transformasi ramah lingkungan.
Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia yang tengah menggenjot pencapaian target net zero emission pada tahun 2060.