IDXChannel - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa risiko global saat ini sudah bergeser, dari yang semula hanya pandemi, kini sudah mengarah ke tekanan ekonomi global. Pertama adalah melonjaknya inflasi global.
"Ini akibat supply disruption karena adanya pandemi COVID-19 dan juga perang, yang kemudian dikombinasikan dengan excessive stimulus fiskal dan moneter sebelum dan selama pandemi di negara maju," ungkap Sri dalam konferensi pers APBN KITA di Jakarta, Kamis(11/8/2022).
Sri menyebut, tekanan selanjutnya berasal dari pengetatan likuiditas dan kenaikan suku bunga. Pengetatan ini menyebabkan volatilitas pasar keuangan global, capital outflow, pelemahan nilai tukar, dan lonjakan biaya utang (cost of fund).
"Juga ada potensi krisis utang global. Banyak negara memiliki rasio utang sangat tinggi di atas 60-100% terhadap PDB. Biaya utang dan revolving (refinancing) risks naik tajam, Potensi default lebih dari 60 negara juga melonjak," tegas Sri.
Terakhir, dia pun mewaspadai potensi stagflasi.
"Pelemahan ekonomi global disertai inflasi tinggi merupakan kombinasi yang sangat berbahaya dan rumit secara kebijakan ekonomi," pungkasnya.