IDXChannel - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT) sebagai produsen urea terbesar di Indonesia akan fokus pada penggunaan energi terbarukan.
Fokus tersebut tertuang pada roadmap perusahaan selama 40 tahun ke depan. Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi mengatakan, saat ini dunia telah sepakat bahwa penggunaan bahan bakar fosil harus berkurang. Ini merupakan hasil dari konsensus yang disetujui oleh 196 negara untuk mengakhiri penggunaan bahan bakar fosil di konferensi COP26 yang berakhir pada 13 November lalu.
"Untuk itu, tantangan PKT di masa depan adalah untuk mengimplementasikan strategi pertumbuhan kedua kami ke arah industri kimia yang berbasis renewable," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (17/12/2021).
Dia melanjutkan, dalam roadmap perusahaan akan fokus pada 3 pondasi utama, yaitu efisiensi energi lewat digitalisasi, diversifikasi usaha dengan bahan baku energi terbarukan, dan melakukan praktik ekonomi sirkular guna memanfaatkan emisi produksi menjadi komoditas bisnis baru.
Saat ini berbagai pihak sangat mempertimbangkan aspek Environment, Social dan Governance (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola - ESG) dalam membuat keputusan bisnis. Sejalan dengan target tersebut, PKT menyiapkan sejumlah inisiatif strategis di fase pertumbuhan keduanya.
Pertama, PKT baik secara organik dan anorganik terus memacu pertumbuhan perusahaan, diantaranya melalui diversifikasi usaha. Praktik ini tengah menjadi fokus perusahaan, selain karena potensi yang menjanjikan, hal ini diyakini mampu mendukung terciptanya emisi nol. Oleh karena itu, PKT berupaya untuk melakukan diversifikasi usaha dengan bahan baku energi terbarukan.
"Salah satu strategi utama yang akan kami gerakkan adalah proses hilirisasi atau memproduksi produk turunan Amoniak dan Urea. Selain itu, perusahaan juga tidak hanya akan melakukan ekspansi, namun juga akan melakukan diversifikasi ke produk-produk berbasis gas alam lainnya," jelas Rahmad Pribadi.
Selanjutnya, PKT berupaya untuk menjadikan emisi gas buang menjadi komoditas bisnis baru dengan menjalankan praktik ekonomi sirkular. Dengan memanfaatkan zat yang normalnya hanya menjadi emisi gas buang, tidak hanya mampu menciptakan komoditas baru, tetapi juga dapat menghasilkan bisnis yang lebih hijau.