“Itu semua dibimbing, makanya para pelaku UMKM bisa sangat dekat dengan pembimbingnya, karena satu UMKM satu pendamping,” lanjut Yeni.
Di samping itu, dalam membuat produk banyak melibatkan pihak yang tergabung dalam Rumah BUMN Rembang. Yeni mencontohkan, desain kemasan produk-produk UMKM binaan RB dibuat oleh desainer anggota RB.
“Jadi ada rantai nilai manfaat ekonomi, Rumah BUMN Rembang ini menjadi titik kumpul antara seluruh elemen di masyarakat,” pungkas dia.
Sebagai informasi, hingga Agustus 2022, Rumah BUMN Rembang sudah memiliki 318 UMKM binaan yang berasal dari Kabupaten Rembang dan Blora dengan serapan tenaga kerja lebih dari 1500 orang. Adapun, jenis produk yang diolah diantaranya makanan dan minuman, batik, fashion, handicraft, hingga ecoprint.
Melalui pendampingan dan pelatihan yang diberikan kepada para pelaku UMKM, kini Rumah BUMN Rembang telah dikunjungi lebih dari 16.000 orang dan berhasil melakukan 13.584 transaksi penjualan dengan nilai mencapai Rp2 miliar. Realitas ini membuktikan bahwa Rumah BUMN sukses dalam program pengembangan UMKM di Kabupaten Rembang.
(SLF)