sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rusia Setop Ekspor Gandum, Bagaimana Dampaknya terhadap Harga Tepung di Indonesia?

Economics editor Ikhsan PSP
20/07/2023 20:28 WIB
Direktur Eksekutif Aptindo Ratna Sari Lopis membeberkan dampak Rusia setop ekspor gandum di Laut Hitam terhadap harga tepung di Indonesia.
Rusia setop ekspor gandum, bagaimana dampaknya terhadap harga tepung di Indonesia?
Rusia setop ekspor gandum, bagaimana dampaknya terhadap harga tepung di Indonesia?

IDXChannel - Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu (Aptindo) Ratna Sari Lopis mengatakan, langkah Rusia menarik diri dari perjanjian ekspor biji-bijian dengan Ukraina tidak akan terlalu berdampak pada harga tepung di Indonesia. 

Asalkan keputusan tersebut tidak berdampak pada harga gandum internasional. Pasalnya, harga terigu di dalam negeri dipengaruhi harga gandum internasional dan nilai tukar ruoiah terhadap USD.

Ratna menyebut selama ini Indonesia sudah tidak bergantung kepada gandum dari Rusia maupun Ukraina.

"Menurut saya tidak (berdampak) karena kita tidak bergantung kepada gandum Rusia atau pun Ukraine," kata dia, Kamis (20/7/2023).

Ratna menjelaskan, selama ini sulit mencari kapal yang menuju Rusia maupun Ukraina. Selain itu, perusahaan asuransi pun tidak ada yang berani memberikan penjaminan.

Karena itu, menurutnya, gandum Indonesia saat ini banyak diimpor dari Australia, Kanada dan beberapa wilayah Amerika Serikat. Ada beberapa gandum juga berasal dari Brasil dan Bulgaria

Karena itu, dia memastikan stok gandum untuk saat ini dalam kondisi aman. 

"Stok gandum nasional kita aman," ujarnya.

Sebelumnya, Otoritas Rusia pada Senin (17/7/2023) menyatakan telah menghentikan partisipasi dalam Black Sea Grain Initiative yang di tengahi PBB, yang membuat Ukraina bisa mengekspor gandum dan biji-bijian melalui Laut Hitam.

Rusia juga mengatakan keamanan kapal komersial yang melewati Laut Hitam tidak lagi mendapat jaminan keamanan mulai Selasa (18/7/2023).

Sejumlah negara dan organisasi internasional, di antaranya AS, Inggris, Jepang, Jerman, serta PBB dan NATO mengecam mundurnya Rusia dari kesepakatan yang ditandatangani pada Juli 2022 tersebut. (RNA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement