sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sambut Rights Issue BBRI, Erick Thohir Sebut UMKM Memang Harus Didukung

Economics editor Aditya Pratama
29/09/2021 10:53 WIB
Tidak hanya untuk UMKM, rights issue ini juga menjadi bagian sinergi yang besar juga antara Kementerian BUMN dengan Otoritas Jasa Keuangan, dan BEI.
UMKM sumbang perekonomian Indonesia cukup besar (Ilustrasi)
UMKM sumbang perekonomian Indonesia cukup besar (Ilustrasi)

IDXChannel - Guna melakukan pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro (UMi), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) telah melaksanakan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue yang diperdagangkan sejak 13 September 2021 lalu.

Dari keterangan Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah HMETD yang telah diexercise mencapai 28,2 miliar saham dan nilai transaksi mencapai Rp96 triliun.

Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, melalui aksi korporasi yang dilakukan BRI, pihaknya ingin menegaskan bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bisa menjadi pertumbuhan ekonomi yang sangat penting di Indonesia, karena memang 60 persen daripada ekonominya didukung oleh UMKM. 

"Ini juga sebagai warning bahwa UMKM itu bukan objek tapi subjek yang harus kita dukung, bukan sesuatu yang diperebutkan tetapi sebuah kebijakan yang harus kita dorong secara bersama-sama," ujar Erick dalam acara Pembukaan Perdagangan dalam Rangka Seremonial Rights Issue, Rabu (29/9/2021).

Terkait holding ultra mikro, dia merasa hal ini menjadi sebuah keberpihakan yang jelas dimana awalnya banyak pihak pesimis dengan aksi korporasi tersebut dan banyak yang mengira akan terjadi perubahan bisnis model daripada pembentukan holding tersebut. 

"Kita jawab tidak, justru ini kita mensinergikan, memastikan UMKM mendapatkan tiga hal. Satu, mendapatkan akses dana lebih mudah karena jaringannya makin besar. Kedua, mendapatkan pendampingan yang lebih luas. Ketiga, accessibility mereka untuk naik kelas," tuturnya.

Tidak hanya untuk UMKM, rights issue ini juga menjadi bagian sinergi yang besar juga antara Kementerian BUMN dengan Otoritas Jasa Keuangan, dan Bursa Efek Indonesia yang bersama-sama ingin menjadi bagian mendorong pasar modal Indonesia terus meningkat dan bisa menjadi nomor satu di Asia Tenggara.

"Dimana seperti yang saya dengar banyak bursa pertumbuhannya melambat, kita masih yang terbaik bahkan ada yang minus," kata dia.

Erick juga menyebut dengan adanya rights issue ini menjadikan pasar modal lebih bergairah sekaligus membuktikan bahwa pasar modal Indonesia sangat besar sehingga pertumbuhan ekonomi akan terus berlangsung. 

"Tidak banyak negara punya posisi seperti kita dan ini tentu kita harapkan membuka pemikiran para pemegang kebijakan publik bahwa market kita merupakan aset yang mahal, bukan sekadar aset yang diperdagangkan oleh banyak pihak tapi harus dipastikan bahwa ini untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia," ucapnya. (NDA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement