Terlebih, Sandiaga menilai, Indonesia telah berbagi best practice yang telah dijalankan. Salah satunya, melalui penerapan carbon footprint, di mana wisatawan dapat menghitung berapa besar emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas perjalanan wisata mereka.
Perhitungan jejak karbon tersebut nantinya dikonversi menjadi nilai uang selanjutnya disalurkan untuk mendukung program positif seperti penanaman pohon, renewable energy, hingga pengembangan ekowisata.
Kemenparekraf sendiri sejauh ini telah bekerja sama dengan pemerintah daerah dan telah menetapkan lokasi dalam pelaksanaan program tersebut.
Diantaranya yakni di Plataran Menjangan di Taman Nasional Bali Barat, Mangrove Tembudan Berseri di Berau, Pantai 3 Warna di Clungup Mangrove Conservation-Malang, Bukit Peramun di Belitung dan Taman Wisata Mangrove Klawalu di Sorong.
"Indonesia memberikan satu kepemimpinan dengan karbon kalkulator yang sudah kita implementasikan dengan penanaman mangrove yang kita lakukan dan ini menjadi showcase," kata Sandiaga.