Kopi Kintamani Bali ini adalah kopi arabika yang ditanam di dataran tinggi Kintamani dengan ketinggian di atas 900 mdpl, di lereng-lereng gunung berapi Batur yang tanah serta iklimnya sangat mendukung bagi tanaman kopi.
Mutu biji kopi Kintamani Bali adalah mutu 1 dengan nilai cacat fisik kurang dari 5 per 30 gram menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) dan standar dari The Speciality Coffee Association of America (SCAA).
Kopi Kintamani bercita rasa pahit yang tidak terdeteksi, bermutu, serta intensitas aroma yang kuat. Oleh karena itu, Menparekraf berharap kopi Kintamani yang merupakan produk ekonomi kreatif ini bisa diterima dunia lewat forum GPDRR 2022 ini, sehingga nantinya bisa meningkatkan ekspor kopi Indonesia ke berbagai negara.
"Tentunya, hal ini bisa berdampak pada kebangkitan ekonomi nasional, terciptanya peluang usaha, dan lapangan kerja seluas-luasnya," ujar Menparekraf. (FHM)