Jadi, meski inflasi Indonesia mengalami kenaikan, Alex menyebutkan tingkat inflasi tersebut masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan banyak negara lainnya.
“Kita lalu lihat neraca perdagangan yang sudah persistent (bertahan) surplus selama 29 bulan berturut. Hal ini merupakan salah satu indikator kesehatan ekonomi," ungkap Alex.
BPS telah merilis surplus neraca perdagangan Indonesia pada September 2022 mencapai USD 4,99 miliar dengan kontribusi sektor nonmigas senilai USD 7,09 miliar.
“Data perekonomian Indonesia tidak menunjukkan tren resesi, sehingga probabilitas resesi itu kecil. Kalau di negara-negara yang sekarang diprediksi bakal mengalami resesi, trennya data nya sudah menunjuk kearah tersebut, seperti diantaranya inflasi terlalu tinggi, krisis energi atau pangan, itu semua menjadi salah satu indikator. Tapi saya tidak melihat itu di Indonesia," jelasnya.
(DES)