“Green economy ini nantinya akan mensyaratkan sejumlah hal, dari cara pengelolaan lahan pertanian hingga proses produksinya. Dan ini harus bisa dijawab, dan harus mulai disiapkan dari sekarang,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama Kepala Divisi Kelompok Perumusan KEKDA Provinsi Sumut, Agustinus Fajar Setiawan mengatakan, kontribusi positif yang ditunjukkan sektor pertanian juga tergambar dari data Nilai Tukar Petani (NTP) yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut pada November yang mencapai 125,7. Ini menunjukkan petani mengalami surplus.
“Tetapi yang perlu kita cermati, tingginya NTP itu merupakan hasil subsidi silang. Dimana NTP sektor perkebunan menjadi pendorong utama tingginya NTP,” kata Agustinus.
Karena itu kata Agustinus, pemerintah diminta untuk memberi perhatian untuk sektor pertanian diluar perkebunan terutama sektor pertanian yang berkaitan dengan kebutuhan pangan.
“Produksi padi kita secara nasional di tahun ini turun dibandingkan tahun lalu turun. Ini perlu kita cermati, karena nanti akan berkaitan dengan inflasi di tahun 2022,” kata Agustinus.