Di tengah krisis energi gas, Jerman memutuskan untuk mengaktifkan kembali pembangkit batu bara yang telah tutup atau yang hanya sebagai cadangan, walaupun jumlahnya terbatas.
Laporan yang berasal dari pasar batu bara tahunan IEA, mengatakan "Hanya di Jerman, dengan 10 gigawatt (GW), pembalikan pada skala yang signifikan. Ini telah meningkatkan pembangkit listrik batubara di Uni Eropa, yang diperkirakan akan tetap pada level yang lebih tinggi ini untuk beberapa waktu”.
IEA mengatakan bahwa jumlah penggunaan batu bara secara global telah mencapai angka tertinggi dengan jumlah penggunaan mencapai 8 miliar ton pada tahun ini. Jerman menjadi negara dengan kenaikan tertinggi, yaitu 19% atau setara dengan 26 juta ton.
Pemerintah Jerman telah mengizinkan pembangkit listrik batu bara beroperasi hingga Maret 2024, padahal sebelumnya Pemerintah Jerman berniat menonaktifkan 1,6 GW pembangkit listrik batu bara pada akhir 2022.
IEA mengungkapkan bahwa pemerintah Jermah telah menyiapkan cadangan pembangkit gas dengan kapasitas 11,6 GW. Cadangan tersebut mencakup 1,9 GW lignit (batu bara jenis coklat) dan 4,3 GW pembangkit listrik batu bara keras yang kembali diizinkan untuk dipasarkan hingga 2024.