Sementara, PMI manufaktur di beberapa negara tercatat kembali mengalami kontraksi, antara lain Malaysia 48,7, Taiwan 41,5, dan Korea Selatan 48,2.
Secara keseluruhan optimisme pelaku usaha terus meningkat. Tingkat permintaan dalam negeri yang masih kuat diharapkan dapat menjadi landasan bagi sektor manufaktur untuk terus konsisten berada pada zona ekspansif dan menguat di masa yang akan datang.
“Pemerintah terus mengoptimalisasi APBN sebagai shock absorber agar dapat mendorong permintaan masyarakat untuk mendukung optimisme di sektor usaha," tutur Febrio.
Pemerintah bersama otoritas terkait akan mengantisipasi berbagai risiko global yang akan memengaruhi neraca perdagangan dan perekonomian secara umum, di antaranya melambatnya aktivitas perdagangan internasional negara maju yang di antaranya terpengaruh inflasi sebagaimana tercermin dalam WEO Oktober 2022, serta mitra dagang utama seperti Tiongkok.
Dari sisi inflasi, pada Oktober 2022 terjadi deflasi secara bulanan mencapai 0,11 persen (month to month/mtm) atau inflasi 5,71 persen (year on year/yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi pada September 2022 yang sebesar 5,95 persen.