Harga pangan hortikultura masih melanjutkan tren menurun di tengah
kenaikan harga beras. Sementara, rambatan dampak kenaikan BBM terus mengecil. Secara spasial, inflasi terjadi di 29 kota IHK.
Secara tahunan (yoy), inflasi volatile food tercatat melambat menjadi 7,2 persen (yoy) dari September yang mencapai 9,02%. Secara bulanan (mtm), inflasi volatile food, mengalami deflasi sebesar 1,49 persen.
Melimpahnya stok pangan hortikultura mendorong penurunan harga, seperti pada aneka cabai, produk unggas, dan tomat. Di sisi lain, harga beras mengalami peningkatan dipengaruhi oleh kelangkaan pupuk dan pengaruh cuaca yang mengganggu produksi panen gadu.
“Pemerintah melakukan berbagai langkah mitigasi untuk menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi komoditas pangan agar inflasi pangan tetap terkendali," tutur Febrio.
Hal ini, menurut Febrio, terbukti memberikan hasil yang positif sehingga penggunaan berbagai anggaran seperti anggaran ketahanan pangan dan anggaran infrastruktur untuk memperlancar penyediaan pangan yang mudah dan terjangkau akan terus diperkuat.
Dana Isentif Daerah (DID) yang diberikan kepada pemerintah daerah juga terbukti efektif mendorong daerah untuk lebih bekerja keras lagi dalam pengendalian inflasi di wilayahnya,” ungkap Febrio.