Perekonomian Selandia Baru dihantam resesi setelah bank sentral mengerek suku bunga acuannya hingga 5,5 persen, tertinggi sejak 2008, untuk mengendalikan inflasi.
Meskipun imigrasi yang kuat dan pemulihan pariwisata menggenjot pertumbuhan, biaya pinjaman yang tinggi membatasi belanja konsumen dan investasi bisnis.
Selandia Baru hanya mencatat dua kali pertumbuhan dalam enam kuartal ke belakang. Meski demikian, bank sentral bersikukuh mempertahankan suku bunga tinggi dan mengisyaratkan baru akan melakukan pemangkasan pada akhir 2024 atau awal 2025. (WHY)