Indonesia sendiri berencana melarang ekspor bahan mentah produk pertambangan pada tahun 2022 secara bertahap, seperti bauksit, tembaga, emas, lalu timah.
Bukan hanya mengembalikan tren defisit di neraca dagang menjadi surplus, Jokowi bahkan merasa optimis akan ada nilai tambah bila kebijakan larangan ekspor bahan mentah ini dilaksanakan.
"Kalau stop ekspor barang mentah, kira-kira muncul angka (nilai tambah) di atas USD30 miliar. Entah dari nikel, entah dari tembaga, entah dari bauksit, tetapi saya pastikan itu," pungkas Jokowi.
(DES)