IDXChannel - Lebih dari satu tahun yang lalu, publik dikejutkan dengan kemacetan kapal-kapal pembawa container atau peti kemas di banyak pelabuhan utama dunia.
Tepatnya, di era outbreak Covid-19 masih tinggi, mendorong biaya pengiriman peti kemas global sempat mencapai rekor tertinggi.
Sosok di Balik Perusahaan Evergreen yang Berikan Bonus Akhir Tahun Miliaran Rupiah ke Karyawan
Namun, seminggu belakangan, biaya pengiriman telah turun secara signifikan, dengan tarif untuk beberapa rute mendekati tingkat pra-pandemi.
Berdasarkan data Freightos Baltic Index (FBX), indeks patokan yang umum untuk tarif angkutan laut global, mencatatkan harga pengiriman telah turun 80% sejak puncaknya pada akhir 2021.
Saat ini, indeks tarif peti kemas global berada di level USD2.178, turun dari puncaknya pada September 2021 yang mencapai USD11.109. Sebelumnya, tarif peti kemas dunia naik lebih dari enam kali lipat menjelang akhir 2021 dari tingkat pra-Covid-19.
Sementara biaya pengiriman peti kemas dari Asia ke AS memuncak pada USD8.585 pada Maret tahun lalu dan saat ini anjlok di kisaran USD1.300an, angka terendah sejak 2018, menurut indeks yang disusun oleh Drewry Shipping Consultants.
Penyebab Inflasi Yang Tidak Diperhitungkan
Sebagian besar perdagangan dilakukan di lautan, sehingga meroketnya biaya pengiriman dapat mendatangkan malapetaka pada ekonomi global.
Sebuah studi baru-baru ini dari IMF, yang mencakup 143 negara selama 30 tahun terakhir, menemukan bahwa biaya pengiriman merupakan faktor penting penyebab inflasi di seluruh dunia.
Jonathan D. Ostry, profesor ekonomi terapan di Universitas Georgetown dan mantan penjabat direktur IMF Asia dan Pasifik, mengatakan Lonjakan biaya pengiriman di era pandemi adalah smoking gun alias bukti nyata yang dapat menggambarkan situasi lonjakan inflasi global, dan penurunan tajam dalam biaya pengiriman laut ini.
Menurutnya, ini akan berkontribusi pada pelonggaran tekanan harga.