Sebuah studi yang dilakukan oleh Ostry dan empat rekannya yang meneliti hubungan antara biaya pengiriman dan harga menunjukkan bahwa biaya transportasi laut yang berlipat ganda menyebabkan inflasi meningkat sekitar 0,7 poin persentase.
“Sementara meroketnya harga makanan dan energi menjadi berita utama, lonjakan biaya pengiriman tampaknya sebagian besar tidak terdeteksi, meskipun berpotensi berdampak pada inflasi. Mengingat kenaikan aktual dalam biaya pengiriman global selama tahun 2021, kami memperkirakan bahwa dampak terhadap inflasi pada tahun 2022 lebih dari 2 poin persentase.
Efek besar yang akan diabaikan oleh beberapa bank sentral,” ujarnya pada website resmi IMF.
Tentu saja, beberapa negara merasakan dampak nyata melonjaknya biaya pengiriman ini. Terlebih bagi negara-negara yang menggantungkan keran impor, terutama untuk kebutuhan pokok seperti bahan makanan.
Ostry juga mencatat bahwa beberapa pendorong inflasi tidak dapat diprediksi atau sulit diprediksi. Seperti gangguan rantai pasokan hingga kenaikan harga komoditas karena invasi Rusia ke Ukraina.
Dengan berakhirnya lonjakan biaya pengiriman container ini, penelitian oleh Ostry dan rekan-rekannya juga menunjukkan bahwa sebagian besar dampak inflasi telah terlihat.
“Peran biaya pengiriman sebagai pendorong inflasi global kurang disadari dan ini perlu diubah. Guncangan biaya pengiriman dapat mengingatkan bank sentral yang bertugas memastikan stabilitas harga dari bahaya di masa depan dan membantu mereka mengurangi risiko,” imbuh Ostry.
Namun, jatuhnya biaya pengiriman adalah berita bagus untuk semua orang kecuali perusahaan pengirim barang.
Turunnya biaya container ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi rantai pasokan dan mengurangi tekanan inflasi. Namun, perusahaan pelayaran melihat akhir dari periode ‘meraup cuan’ dua tahun terakhir.
Para operator peti kemas ini dilaporkan menghasilkan sekitar USD190 miliar keuntungan tahunan dan sekitar USD130 miliar ‘uang tunai segar’ pada 2021. Keuntungan ini diperoleh terutama karena kenaikan tarif.
Sementara raksasa pelayaran Taiwan Evergreen Marine sempat menghadiahi karyawan dengan bonus akhir tahun besar-besaran masing-masing senilai antara 10 dan 52 bulan gaji, setelah membukukan keuntungan jumbo pada 2022. (ADF)