Hasil kerja sama investasi itu digunakan untuk menurunkan outstanding pinjaman atas penugasan pengerjaan JTTS hingga 45 persen. Dengan menurunnya outstanding pinjaman, maka beban keuangan yang ditanggung HK berkurang, sehingga memperbaiki keuangannya.
Tercatat, Hutama Karya berhasil mencetak laba bersih Rp34 miliar pada kuartal III-2023. Angka itu naik 203,29 persen dibandingkan periode yang sama 2022, di mana perseroan masih membukukan rugi senilai Rp992 miliar.
Secara aset, hingga kuartal III tahun lalu perusahaan membukukan nilai sebesar Rp140,86 triliun dengan rata-rata pertumbuhan selama 4 tahun sebesar 24,75 persen. Jumlah ini menjadikan HK sebagai salah satu dari sepuluh BUMN terbesar berdasarkan total aset.
Kendati begitu, struktur keuangan HK sempat berdarah-dara lantaran mencatat laba rugi sepanjang tiga tahun berturut-turut atau periode 2020-2022. Kerugian disebabkan tingginya beban bunga pinjaman dan amortisasi dari operasional JTTS.
Untuk periode 2020-2021, Hutama Karya mengalami kerugian senilai Rp4 triliun. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari laba rugi 2020 sebesar Rp2 triliun dan laba rugi 2021 senilai Rp2 triliun. (WHY)