IDXChannel - Seruan untuk memboikot produk-produk yang mendukung zionisme Israel semakin gencar diserukan oleh warganet. Gerakan ini semakin meruncing karena serangan Israel ke warga sipil Palestina di Gaza semakin masif dan belum ada tanda-tanda mereda.
Seruan untuk memboikot, melakukan divestasi, dan memberikan sanksi kepada Israel juga tertuang dalam Boycott, Divestment, Sanctions (BDS) movement.
Di situs media sosial seperti X (sebelumnya Twitter) dan Tiktok, tagar #BDSMovement semakin santer.
Sejumlah produk yang disinyalir mendukung gerakan militer Israel jadi bulan-bulanan netizen. Beberapa di antaranya adalah McDonald's yang menjadi sasaran setelah perusahaan waralaba ini menawarkan makanan gratis untuk militer Israel.
Tak hanya McD, sejumlah brand lain juga terdampak di antaranya waralaba kopi asal Seattle, Amerika Serikat (AS), Starbucks.
Mengutip ABC News, Starbucks menggugat serikat pekerjanya, Starbucks Workers United, awal bulan ini setelah organisasi buruh tersebut mengunggah pesan yang sudah dihapus di X (sebelumnya Twitter), yang menyatakan solidaritas terhadap warga Palestina. Pesan dari serikat pekerja tersebut memicu seruan untuk memboikot Starbucks.
Beberapa perusahaan besar dunia ini juga menghadapi penurunan harga saham yang signifikan akibat dari aksi boikot terkait dukungan mereka terhadap Israel.
Mengutip laporan Daily News Egypt (26/10/2023), kampanye boikot yang dimulai sejak 10 Oktober di kalangan pengguna media sosial, berdampak pada saham perusahaan yang memiliki waralaba di negara-negara Arab atau memberikan sumbangan besar ke Israel.
Dalam sepekan lalu, 23 hingga 27 Oktober 2023, saham-saham perusahaan besar ini jeblok di mana saham Starbucks Corp turun 1,96 persen.
Sementara McDonald’s Corp sahamnya turun 0,33 persen. Saham layanan Video on Demand (VoD) Netflix Inc juga terdampak kampanye boikot dengan penurunan 1,29 persen. Sementara saham Diseny turun tajam 3,37 persen.
Citra Produk Bisa Terdampak
Di Indonesia, sejumlah brand ini juga beroperasi lewat sejumlah emiten yang menjadi pemegang merk dagang komersial.
Misalnya Starbucks yang merupakan merk dagang yang dimiliki emiten PT. MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) dan pemegang hak dagang KFC yang PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST). Saham FAST hari ini Selasa (31/10/2023) turun 1,96 persen, sedangkan saham MAPB naik 1,31 persen per pukul 13.55 WIB.
Menanggapi seruan boikot ini membuat sejumlah pemilik hak dagang merk-merk tersebut juga merasa khawatir akan dampaknya terhadap bisnis mereka.
PT Rekso Nasional Food selaku pemilih hak dagang McDonald’s di Indonesia merespons sekaligus mengklarifikasi terkait kontroversi aksi McDonald’s Israel yang menyebabkan gelombang penolakan termasuk di Indonesia.
“PT Rekso Nasional Food sangat prihatin melihat eskalasi konflik baru-baru ini di Timur Tengah. Sebagai pemegang waralaba yang memiliki peran dalam mengembangkan jaringan McDonald's di Indonesia, bagi kami komunitas adalah jantung dari bisnis perusahaan. Simpati kami tujukan kepada para korban, keluarga mereka, dan komunitas yang terdampak,” kata perusahaan ini dalam keterangan resmi, Sabtu (21/10).
PT Rekso Nasional Food juga menegaskan bahwa pihaknya adalah perusahaan swasta nasional, yang sepenuhnya dimiliki oleh pengusaha asli Indonesia dengan jumlah karyawan lebih dari 16.000 tenaga kerja lokal.
Sementara McDonald’s Indonesia merupakan entitas yang beroperasi secara independen dan tidak terafiliasi dengan kegiatan operasional maupun keputusan McDonald’s di negara lain, termasuk McDonald’s Israel.
“Kami berkomitmen untuk senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan, menyajikan makanan dengan kualitas terdepan, dan memberikan manfaat yang besar bagi komunitas sekitar dan masyarakat Indonesia,” imbuh pernyataan tersebut.