Dengan demikian, masyarakat terutama ibu-ibu di pasar sudah tidak perlu lagi bawa uang cash untuk membeli kebutuhan dapur.
"Kita akan aplikasikan di beberapa titik termasuk di pasar tradisional dan pusat perbelanjaan. Disiplin protokol kesehatan itu bisa dilakukan dengan salah satunya pakai QRIS karena mudah dan efisien digunakan. Yang paling terpentingnya lagi, penggunaan QRIS ini mendorong para pedagang untuk melek teknologi," jelasnya.
Senada, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Sugeng pun turut bersemangat dalam memberikan sosialisasi kepada para pedagang di Minahasa. Sebab, sebelum inisiasi ini diimplementasikan, pihaknya pesimis bahwa penggunaan di lapangan akan sulit dilakukan.
Namun, ternyata dugaannya tersebut salah, justru penggunaan QRIS oleh para pedagang di pasar sangat mudah dipahami dan cepat dipraktikkan.
"Dulu kami sempat pesimis, di pasar tradisional ini nanti susah. Tapi ternyata salah, buktinya sekarang bisa diimplementasikan. Terbukti tadi waktu saya ke pasar, ibu-ibu pedagang cepat bisa menggunakannya," ungkap Sugeng.